NGAJI KOK CENGENGESAN?
Mereka itu mengatakan: Ustad kok kalau ngaji cengengesan jadi tidak berwibawa?
Kita bicara lembut, halus dan santun tetap akan susah didengar orang yang hatinya sudah benci dengki dan hasud.
Mempelajari islam dan hukumnya itu susah dan berat, jadi tolong orang awam yang mau ngaji jangan dibuat tegang, dipersulit dan berat. Tapi buat mereka rilek, santai dan menarik sehingga tertarik. Bercandalah sesaat dan temporer.
Justru ustad kiyai yang kalau mengajar lurus seperti KERETA API, membosankan dan tidak menarik sehingga orang susah tertarik.
Humor itu metode ngajar yang ampuh mengusir kantuk, kebosanan duduk lama sehingga orang mudah memahami dan antusias menerimanya. Berbeda pengajian dengan gaya dan bahasa yang lurus seperti KERETA API, pasti gak menarik. GAGAL.
Tertawalah..bercandalah sebagai bumbu dan penyedap dakwah, bukan sajian utama. Maka pengajaran dan materi seberat apapun akan mudah dan ringan diterima.
Tertawa dan guyonan kalau dengan ilmu dalam ilmu tetap akan wibawa. Wibawa bukan pada penampilan dan kendaraan…tapi bagaimana kita berhasil menyampaikan materi pengajian/dakwah.
Disampaikan oleh KH Ahmad Najib Affandi MA. (Majelis Pengasuh PP. Al Hikmah 2 Benda)
Sumber: FP Resmi Beliau.