• TENTANG
  • PRIVASI
  • SANGGAHAN
  • KONTAK
Santri Ngaji org
Daftar Santri Ngaji
  • AQIDAH
  • DOA DAN DZIKIR
  • FIQIH
  • HIKMAH
  • NAHWU SHOROF
  • SERAMBI
    • ALL SERAMBI
    • BERITA
    • HUMOR
    • OPINI
    • TOKOH
  • Semua Catatan
  • Anda Seorang Santri..?
    • DAFTAR
    • MASUK
    • KIRIM CATATAN
  • REKAN SANTRI
  • Panduan
No Result
View All Result
  • AQIDAH
  • DOA DAN DZIKIR
  • FIQIH
  • HIKMAH
  • NAHWU SHOROF
  • SERAMBI
    • ALL SERAMBI
    • BERITA
    • HUMOR
    • OPINI
    • TOKOH
  • Semua Catatan
  • Anda Seorang Santri..?
    • DAFTAR
    • MASUK
    • KIRIM CATATAN
  • REKAN SANTRI
  • Panduan
No Result
View All Result
Santri Ngaji org
No Result
View All Result

Mengapa Anak Kyai Tidak Dididik di Rumah / Pondok Pesantren Sendiri ?

Santri Ngaji org by Santri Ngaji Ngaji
15 July 2022
in OPINI
0
Mengapa Anak Kyai Tidak Dididik di Rumah / Pondok Pesantren Sendiri ?
78
SHARES
708
VIEWS
Share on WhatsappLineFacebook

Seorang Kyai dan Ulama, apalagi yang memegang amanat sebagai pengasuh sebuah Pondok Pesantren, pastinya sudah menjadi kewajiban bahwa diri beliau akan dihormati dan disegani oleh pasa santri dan muridnya. Hal ini wajar saja, sebab hubungan antara Guru dan Murid itu sangat kental dan memiliki hak dan kewajiban masing-masing (lebih jelas terkait hak kewajiban murid dan guru, bisa lihat di Kitab Ta’limul Muta’alim)

Namun, seorang Kyai juga memiliki keturunan yang juga harus dihormati dan dimuliakan oleh para santrinya. Ini sebagai sebuah penghormatan seorang murid terhadap gurunya juga. Dalam dunia kerja pun demikian, sudah sepantasnya karyawan menghormati anak dari bos nya. Sudah sepantasnya ajudan presiden melindungi anak dari majikannya.

Lebih kental lagi di dunia pendidikan, lebih dalam lagi di dunia pesantren. Seorang santri pun harus menghormati kyai dan keluarganya (biasa disebut warga ndalem), termasuk dari anak-cucunya yang biasa disebut dengan gelar “gus” untuk laki-laki, dan “ning” untuk perempuan. Hal ini menjadi sebuah dilema, yang mana anak kecil yang belum tau apa-apa, namun sudah dihormati seperti seorang raja mulai dirinya kecil, bahkan ketika baru lahir. Hal ini rawan terbentuk hal-hal yang tidak diinginkan.

Disadur dari sebuah kitab, bahwa fenomena ini harus ditanggapi dengan sangat hati-hati.

Tidak sedikit pula anak kyai / ulama yang “gagal” menjadi “penerus” ayah ibunya.

“Yang membuat banyak anak ulama gagal dan tidak bisa menjadi seperti ayah dan para pendahulu mereka adalah karena mereka terbiasa hidup manja, terbiasa dimuliakan orang-orang, sejak kecil mereka melihat murid-murid ayah mereka mencium tangannya, menggendongnya diatas pundak mereka dan menuruti semua kemauannya. Akibatnya para anak ulama itu menjadi sombong dan jumawa, sejak kecil mereka menyusu dari tingginya pangkat dan jabatan. Hal itu akhirnya terus menerus membuat hati mereka gelap gulita, tidak menerima nasehat dan arahan, bahkan mereka berprilaku lancang kepada orang-orang yang lebih tua, sampai kapanpun mereka akan hidup dibawah ketiak ayah mereka dan tak bisa mendapat kemuliaan dengan upaya mereka sendiri”

Sumber: Ig: @/ala_nu

Inilah salah satu alasan, mengapa para Kyai dan Ulama, sebesar dan sealim apapun Kyai itu, maka beliau-beliau lebih memilih menyekolahkan anaknya ke tempat (pondok) lain.

Agar anak tersebut bisa merasakan tirakat, sederhana, andap ashor. Dan ketika sudah selesai mengenyam pendidikan, ia kemudian siap pulang untuk melanjutkan perjuangan ayahnya di tempat tinggalnya / pesantrennya.

Versi Maqolah selengkapnya:

القول السابع : في اولاد الاكابر

قال سيدي علي الخواص رحمه الله تعالى :

ان ما كان العلب على اولاد الفقراء عدم بلوغ مراتب الرجال في الطريق لان احدهم يتربى على الدلال واكرام الناس لهم فيرى جميع اصحاب والده يقبلون يده ويحملونه على اكتافهم ويطيعونه في كل ما يطلب منهم اكراما لوالده فتكبر نفس احدهم ويرضع من ثدي الرياسة من صغره وتتوالى عليه تلك الاحوال المظلمة لقلبه حتى يصير لا تؤثر فيه المواعظ ولا يسمع من اكابر جماعة والده نصحا ويتجرأ بسوء الادب على الاكابر ويرى المشيخة كالميراث فيعيش في حضن والده لا يكسب فضيلة كما هو مشاهد . انتهى

Sumber: https://elmoheba.yoo7.com/t1882-topic


Selamat Datang di SantriNgaji.org..! Kamu juga dapat menuliskan artikelmu sendiri berupa opini, catatan ngaji, kajian islam, aqidah, fiqih, tafsir, dan kajian lainnya yang kamu dapatkan di pondok pesantren, pengajian umum, atau kitab dan buku yang kamu baca loo.. Jadikan catatanmu dapat bermanfaat bagi banyak orang. Karena, Ilmu bagaikan binatang liar, dan cara mengikatnya adalah dengan mencatatnya.

Daftarkan dirimu di: https://santringaji.org/register/
Jika sudah punya akun, tuliskan catatanmu di: https://santringaji.org/tulis-catatan/

www.santringaji.org
Tags: Kyai
Previous Post

Panduan Hitungan Dzikir Dengan Ruas Jari Tangan

Next Post

Download AD/ART NU Nahdlatul Ulama Juli 2022 Siap Print A4 per 4 Halaman .pdf Terbaru

Next Post
AD ART NU Nahdlatul Ulama Siap Print A4

Download AD/ART NU Nahdlatul Ulama Juli 2022 Siap Print A4 per 4 Halaman .pdf Terbaru

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Download Materi Dakwah di Era Digital - Orientasi Kader Ulama (OKU) Majelis Ulama Indonesia untuk kader ulama untuk masyarakat dan bangsa

Dakwah di Era Digital .pdf – Materi Orientasi Kader Ulama (OKU)

18 November 2023
Air Mata Yang Dihapus Oleh Rasulullah

AIR MATA YANG DIHAPUS OLEH TANGAN RASULULLAH

20 October 2023

Problematika Keanekaragaman Pandangan Agama di Masyarakat

20 October 2023
Download Doa Kamilin – Doa Setelah Sholat Tarawih

Download Doa Kamilin – Doa Setelah Sholat Tarawih

20 October 2023
AD ART NU Nahdlatul Ulama Siap Print A4

Download AD/ART NU Nahdlatul Ulama Juli 2022 Siap Print A4 per 4 Halaman .pdf Terbaru

19 October 2023
Mengapa Anak Kyai Tidak Dididik di Rumah / Pondok Pesantren Sendiri ?

Mengapa Anak Kyai Tidak Dididik di Rumah / Pondok Pesantren Sendiri ?

15 July 2022

Follow Us

SantriNgaji.org merupakan media yang berisi berbagai kajian yang didapatkan di pesantren atau pengajian umum di masyarakat. Ilmu bagai binatang liar yang jika tidak diikat akan menghilang dengan cepat. Maka ikatlah dengan tulisan, serta bagikan.

(Masih Dalam Pengembangan) Web ini masih dalam pengembangan, jika sobat semua hendak memberi masukan, kritik saran / kerjasama, silahkan menghubungi [email protected].

Browse by Category

  • AQIDAH
  • BERITA
  • DAKWAH
  • DOA DAN DZIKIR
  • FIQIH
  • HIKMAH
  • HUMOR
  • KISAH DAN SEJARAH
  • NAHWU SHOROF
  • OPINI
  • SERAMBI
  • SHOLAWAT
  • TAJWID
  • TOKOH
  • TENTANG
  • PRIVASI
  • SANGGAHAN
  • KONTAK

© 2023 Santri Ngaji Berbagi Catatan, Tebarkan Kebaikan.

No Result
View All Result
  • AQIDAH
  • DOA DAN DZIKIR
  • FIQIH
  • HIKMAH
  • NAHWU SHOROF
  • SERAMBI
    • ALL SERAMBI
    • BERITA
    • HUMOR
    • OPINI
    • TOKOH
  • Semua Catatan
  • Anda Seorang Santri..?
    • DAFTAR
    • MASUK
    • KIRIM CATATAN
  • REKAN SANTRI
  • Panduan

© 2023 Santri Ngaji Berbagi Catatan, Tebarkan Kebaikan.