Berbicara perihal tangisan, memang cenderung berpangkal dari kesedihan. Air mata dapat terpancing karena musibah yang menimpa, cobaan begitu berat yang menerpa, atau kehilangan sesuatu yang sangat dicinta. Tangisan selalu dikaitkan dengan sesuatu yang tidak diinginkan.
Namun, seperti halnya sudah saya kutip bahwa Tangisan Tak melulu soal kesedihan.
Kajian yang disampaikan Abah Mukhlas di Kelas Emercy (Ketika di Madrasah Aliyah Al Hikmah Dua, Brebes) selalu menarik didengarkan, nyaman untuk diperhatikan. Sering beliau membahas perihal sepele yang sering terlupa dalam kehidupan. Salah satu yang menarik menurut saya yaitu ketika membahas terkait tangisan.
Tangisan dalam hal ini adalah bukan karena kesedihan atau hal yang tak diinginkan, melainkan karena sebuah “Pengakuan” dan juga ketika menyampaikan suatu permohonan.
Mengakui Segala Dosa, Menangislah.
Entah seberapa banyak dosa yang kita lakukan setiap waktunya. Dosa yang kita mengetahuinya, atau kita tidak menyadarinya. Dosa tangan, dosa kaki, dosa mulut, dosa mata, itu saja yang kasat mata saja sudah tak terhitung jumlahnya. Lalu, bagaimana dengan dosa hati yang seringkali tidak disadari..? Iri, prasangka buruk, dan lain sebagainya terkadang tidak terkendali.
Menangislah, akuilah.
Menangis atas segala dosa yang sudah diperbuat. Air mata akan menjadi saksi pengakuan dan menjadi washilah agar Allah memberikan ampunan. Menangislah, bukan karena dirimu lemah. Melainkan engkau menyadari bahwa engkau sedang memohon ampunan kepada Dzat yang Maha Pengampun.
Jika anda belum bisa, maka berlatihlah agar air mata dapat menetes. Paksa dirimu untuk mengakui sekian banyak dosa. Terkadang, air mata memang perlu dipaksa untuk bisa menetes. Di sepertiga akhir malam, ketika dalam kesunyian, hadapkan dirimu kepada kiblat. Tengadahkan tanganmu dan rasakan kedamaian. Disitu hanya ada dirimu, dan Allah Sang Maha Tau. Teteskan air matamu, mohonlah kepada Tuhanmu.
Disadur dari pengajian Abah Mukhlas (salah satu majelis pengasuh di PP. Al Hikmah 2 Brebes), mungkin dengan redaksi yang berbeda namun insyaallah maknanya sama.
*artikel ini juga sudah dimuat di blog pribadi, ardan7779.web.id