يَوْمَ نَدْعُو كُلَّ أُنَاسٍ بِإِمَامِهِمْ
“(Ingatlah) suatu hari (yang di hari itu) Kami panggil tiap umat dengan pemimpinnya;” (QS: Al Isra’ 71)
Maka bahagialah ketika kita menjadikan Ulama, Terutama KH. Ubaidillah Abdul Ghafur (Malang), yang sanadnya sudah disebutkan nyambung kepada Nabi Agung Muhammad SAW menjadi Imam kita. Semoga di akherat kita bisa berkumpul disebaik-baik tempat bersama mereka.
Dahsyatnya Sholawat
“Man sholla ‘alaiyya sholatan, shallallahu ‘alaihi ‘asyran”.
Jika kita bersholawat 1x, Allah membalas 10x. Yang bahkan dengan satu sholawat dari Allah kepada kita, bisa menjadi bekal di dunia dan akherat. Ini menjadi salah satu bukti kecintaan Allah SWT kepada Rasulullah SAW.
Nabi Yang Memulyakan, Bukan Dimulyakan
Allah memilih kelahiran Nabi Muhammad SAW pada hari dan Bulan yang tidak terlalu diperhatikan oleh orang2 arab terdahulu. Senin, Rabiul awal. Padahal ada 4 bulan dan hari-hari yang terhormat semenjak Allah ciptakan langit dan bumi. Mengapa Allah tidak melahirkan beliau tidak pada bulan mulia..? Karena Allah menginginkan agar Adanya Rasulullah itu “memulyakan, bukan dimulyakan”. Sehingga manusia memulyakan bulan Rabiul awal dan hari senin karena Rasul Lahir diwaktu itu. Allah tidak menghendaki orang2 menganggap bahwa Rasulullah SAW mulia karena dimulyakan bulan dan hari yang memang sudah mulia. Tetapi Allah menghendaki agar hadirnya Rasulullah itu MEMULYAKAN. Masyaallah, Shollu’alannabi.
Abu Lahab pun Mendapat Syafa’at
Bahwasanya Abu Lahab diringankan siksanya di hari senin karena berbahagia atas kelahiran Nabi Agung Muhammad SAW sampai-sampai budaknya, Tsuwaibah yang memberitakan kelahiran Nabi, seketika itu dimerdekaan oleh Abu Lahab karena saking senengnya. Namun, karena memang Abu Lahab tetap kufur dan paling menentang kepada Nabi, tempatnya tetap di neraka dan tetapi juga tetap mendapat keringanan tidak disiksa setiap hari senin. bi barkati syafa’atinnabi Muhammad SAW. Yang kufur aja mendapat syafaat, Maka apalagi ummat Islam..?
Berkah Yang Diterima Halimah
Halimah, wanita yang menyusui Nabi, mendapatkan keberkahan karena mengasuh Nabi Muhammad SAW. Air susunya yang semua kering, ketika menggendong Nabi Muhammad SAW tiba-tiba terisi dan mengucur untuk menyusui Sang Nabi. Ketika sebelumnya onta yang dinaiki lemas, tiba-tiba menjadi giras ketika membawa Nabi. Ketika kampungnya sedang kering, hanya ladang milik Halimah lah yang turun hujan dan subur sampai-sampai orang kampungnya menganggap bahwa Halimah sedang memelihara jin. Padahal tidak! Bahwa Halimah sedang membawa dan mengasuh Manusia paling mulia, Nabi Muhammad SAW.
Lalu bagaimana kita bisa mengasuh Nabi Muhammad SAW..? Kita sekarang pun bisa mengasuh beliau, yaitu mengasuh Syariat yang dibawa Nabi Muhammad SAW, menjalankan dan menghidupkan syariat beliau. Insyaallah keberkahan akan selalu ada.
Keistimewaan Sholawat
Tidak ada amalan yang diperintahkan Allah kepada Ummat yang Allah juga melakukannya, kecuali bersholawat kepada Nabi Agung Muhammad SAW. Ini juga pernah disampaikan al Habib Luthfi ketika menjelaskan Keistimewaan Sholawat. Masyaallah, Shollu’alannabi..!
Jawaban Salam Nabi Ketika Sholat
Ketika membaca tahyat di sholat, dan membaca “Assalamu Alaika ayyuhannabiyyu wa Rahmatullahi wa Barokatuh”, itu berarti kita sedang berbincang, mengucapkan salam secara langsung kepada Baginda Nabi Agung Muhammad SAW. Dan bahkan Ulama ada yang bisa mendengar balasan salam Nabi Muhammad SAW “‘alaikassalam”,. Bahkan ada habib yang ketika membaca salam belum dijawab Nabi, beliau mengulang-ulang tahyat beberapa kali dan hingga akhirnya dijawab oleh Nabi Muhammad SAW, barulah dilanjutkan bacaan selanjutnya dan menyelesaikan sholatnya.
Sholawat Sebelum Tidur
Para Ulama menekankan sholawat itu sebelum tidur. Jika diperhatikan bahwa mimpi dalam tidur itu adalah buah dari pikiran ketika sebelum tidur. Maka ingatlah dan baca sholawat kepada Nabi Agung Muhammad SAW, maka insyaallah bertemu dalam mimpi.
Nabi Rindu kepada kita, sebagai saudaranya
Ketika berkumpul dengan para sahabat, Rasulullah menyampaikan rindu kepada saudaranya. Lalu Abu Bakar RA. pun heran, “Bukankah kami yang disini adalah saudaramu.?”. Nabi menjawab, “Kalian itu sahabatku, saudara-saudaraku yaitu mereka yang beriman kepadaku walaupun belum pernah melihatku.”
Masyaallah.. Shollu’alannabi..! Semoga kita termasuk yang dirindukan oleh Nabi Agung Muhammad SAW.
Mengenang KH. Ubaidillah Abdul Ghafur
Almarhum KH. Ubaidillah Abdul Ghafur mondok lama di Pasuruan kepada KH. Hamid, pindah ke kediri lirboyo, ke Bojonegoro, kembali ke Kyai Hamid berhidmat. Kyai Hamid sanad terkuat ke Habib Ja’far Assegaf yang sanadnya nyambung kepada Rasulullah SAW.
Pentingnya Sanad Keilmuan
Kita ummat zaman sekarang dengan kemajuan teknologi dan keilmuan, bisa belajar kemana saja dengan mudah. Bisa membaca buku, kitab sekian banyak dengan mudah, mengakses ilmu di internet dengan mudah, bisa pintar, hafal berbagai macam ilmu. Namun, jika ilmu tidak bersanad, maka tidak ada nilai keberkahan di dalamnya. Berkah, itu penting..! Maka, ilmu yang bersanad tetap wajib menjadi pokok yang harus kita punya. Agar ilmu tetap nyambung kepada Baginda Nabi Agung Muhammad SAW.
Catatan Terakhir
Bahwa maksiat kita, pasti bernilai dosa.
Namun, ibadah kita belum tentu diterima.
Akan tetapi berkat Sholawat, insyaallah Allah akan mengampuni kita.
Bisyafa’ati nabi Muhammad SAW.
Masyaallah,
Shollu’alannabi..!
nb: Catataan ini disadur dari pengajian umum dalam rangka Haul ke XIV KH. Ubaidillah Abdul Ghafur dan Maulid Nabi Muhammad SAW di Pondok Pesantren Hidayatut-Tholibin, Kota Malang yang disampaikan oleh al Habib Abdul Qadir al Idrus dari Kota Batu.
Salam hangat, semoga bermanfaat..!